Bursa Wall Street Merosot, Terbebani Data Upah Amerika yang Kuat
Wednesday, May 01, 2024       06:20 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street turun tajam, Selasa, karena pasar mempertimbangkan data ekonomi yang menunjukkan lonjakan biaya tenaga kerja dan memburuknya kepercayaan konsumen pada hari pertemuan kebijakan Federal Reserve untuk memutuskan arah suku bunga.
Dow Jones Industrial Average ditutup anjlok 1,49% atau 570,17 poin menjadi 37.815,92, sementara indeks S&P 500 merosot 1,57% atau 80,48 poin menjadi 5.035,69, dan Nasdaq Composite Index ambles 2,04% atau 325,26 poin menjadi 15.657,82, demikian laporan  Reuters  dan  AFP,  di New York, Selasa (30/4) atau Rabu (1/5) pagi WIB.
Data yang dirilis Selasa menunjukkan cost tenaga kerja Amerika Serikat naik lebih dari perkiraan sebesar 1,2% pada kuartal terakhir, memperlihatkan peningkatan tekanan upah. Survei juga menemukan bahwa kepercayaan konsumen AS memburuk pada April, jatuh ke level terendah dalam lebih dari satu setengah tahun.
Laporan tersebut muncul sehari sebelum Komite Pasar Terbuka Federal Reserve ( FOMC ) mengakhiri pertemuan dua harinya, dan investor secara luas memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga tidak berubah.
Saham Most Magnificent Seven berakhir di zona merah, termasuk Tesla, Alphabet, Nvidia, Microsoft, dan Amazon.
"Kita masih berada dalam lingkungan di mana reaksi spontan adalah mengekstrapolasi data yang lebih hangat ke dalam inflasi yang lebih kuat dan reaksi yang lebih hawkish dari the Fed," kata Garrett Melson, analis Natixis Investment Managers di Boston.
"Tetapi tidak ada yang berubah: pertumbuhan masih kuat, pasar tenaga kerja tetap bertahan, dan pada akhirnya kita mengambil sedikit jeda dalam proses disinflasi tersebut," tambah Melson.
Pasar uang memperkirakan penurunan suku bunga hanya sekitar 31 basis poin (bps) tahun ini, menyusut dari ekspektasi sekitar 150 bps pada awal 2024, menurut data LSEG .
Saham Warner Brothers Discovery merosot hampir 10 persen menyusul laporan  Wall Street Journal  bahwa saingannya, NBC, sedang mempersiapkan tawaran untuk mengambil alih hak siar pertandingan National Basketball Association (NBA) dari jaringan TNT milik Warner. Induk NBC, Comcast, melorot 1,9 persen.
McDonald's turun 0,2 persen setelah melaporkan labanya sedikit lebih rendah dari perkiraan. Jaringan restoran siap saji tersebut menunjukkan berlanjutnya boikot yang berasal dari konflik di Timur Tengah.
Saham GE HealthCare tergelincir setelah pendapatan kuartal pertama meleset dari perkiraan analis, 3M menguat setelah membukukan laba kuartalan yang lebih baik dari ekspektasi.
Pabrikan obat Eli Lilly melesat setelah menaikkan perkiraan laba setahun penuhnya. PayPal meningkat setelah menaikkan perkiraan laba setahun penuh yang disesuaikan.
Dari 265 perusahaan di S&P 500 yang telah melaporkan laba hingga saat ini untuk kuartal pertama, 79,2% melampaui ekspektasi analis, dibandingkan rata-rata jangka panjang sebesar 67%, menurut data LSEG I/B/E/S. (Investing/ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-3M Company (4,72%)
-Procter & Gamble Company (0,98%)
-McDonald's Corporation (-0,18%)
Saham berkinerja terburuk
-Caterpillar Inc (-4,33%)
-Amazon.com Inc (-3,29%)
-Boeing Co (-3,25%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Leidos Holdings Inc (6,56%)
-Eli Lilly and Company (6,02%)
-Trane Technologies (5,48%)
Saham berkinerja terburuk
-GE HealthCare Technologies Inc (-14,28%)
-Molson Coors Brewing Co Class B (-9,86%)
-Warner Bros Discovery Inc (-9,69%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Canopy Growth Corp (78,85%)
-Akili Inc (70,29%)
-Visionary Education Technology Holdings Group Inc (60,00%)
Saham berkinerja terburuk
-Cemtrex Inc (-35,96%)
-Lichen China Ltd (-32,02%)
-Brainstorm Cell Therapeutics Inc (-30,04%).

Sumber : Admin